UA-64251474-1

Senin, 14 Februari 2011

Terindah, atau Terburuk?

Tahun baru? Menyenangkan? Hey siapa bilang tahun baru itu selalu menyenangkan. Bagiku, tahun baru hanya sebuah ceremonial yang percuma. Meski dalam setahun hanya sekali (ya… namanya juga tahun  baru), tapi aku selalu membenci hari itu. Terlebih lagi saat malam hari menjelang jam 12 malam. Meski keluargaku ikut merayakan seperti halnya keluarga yang lain, yang selalu memanggang ayam, atau membuat acara tengah malam lainnya, tapi aku selalu menyembunyikan diriku dari keramaian malam tahun baru.
Hampir semua rumah membunyikan terompet, menyalakan kembang api. Wow… semua orang terkesan dengan deburan api yang melambung tinggi ke langit. Tapi bagiku, itu hal yang sia-sia.

Kau Maya


Aku menghela napas. Malam ini langit tampak gelap dan aku bisa mendengar suara jangkrik dengan jelas. Menatap layar laptop, di malam sunyi seperti ini adalah hobiku. Awalnya aku senang bermain game online sambil membuka facebook, situs yang sedang hangat saat ini. Padahal, harusnya saat ini aku menemani buku-buku pelajaranku, tapi aku malah menatap setia sang laptop.

Bisa dibilang sekolahku saat ini, adalah sekolah tersibuk yang pernah kumiliki. Sekolah di kelas

Insting Hewan, dan Akalku

Minggu pagi yang cerah. Aku terbangun karena sinar matahari yang menembus kaca jendela kamarku. Kicau burung menandakan asrinya rumahku. Berkas-berkas sinar sang mentari hanya mampu menari di celah kecil hordeng yang terbuka. Aku bangkit dari ranjang empuk nan berantakan dan meluaskan lapangan tari bagi matahari. Mataku sedikit menyipit. Sinar matahari menusuk kornea mataku. Jendela kaca yang tak begitu lebar dan letaknya yang tak jauh dari dasar lantai sudah kubuka. Wangi udara pagi dan embun yang masih menempel di dedaunan mulai menusuk tulang rawan di hidungku.

Aku menarik napas sambil memejamkan mata. Merentangkan tangan untuk menyapa sang pagi.

Dias dalam Diaryku

Dear diary…

“bisa aku bantu?” begitu sapaan pertamanya ke gue. Menurut lo gimana, diary? Dia adalah cowok yang tinggi badannya hampir dua kali tinggi badan gue. Sekita 170 sekian. Pantas saja kalau dia mau ngebantu gue yang hanya 146 untuk mengambil buku cerita di rak atas di toko buku.

Awalnya gue sempat jinjit-jinjit, berusaha untuk mengambil buku itu sendiri. Tapi tetap nggak bisa.

Tetap Berkilau, Permata!

Agaknya langit tidak peduli padaku. Langkahku yang terus berjalan, sesekali tidak mataku berpaling pada arloji di tanganku. Pagi secerah ini, mungkinkah langit akan menangis? Tidak. Untuk apa langit menangis di pagi cerah dan indah dimana semua orang menyukainya. Tapi itu tidak untukku. Aku malah ingin langit menangis. Bodoh sekali aku ini. Ya, aku memang bodoh, aku tau itu, tapi pagi cerah yang disukai semua orang, kini hanya bisa menggores luka di hatiku. Rasanya sakit sekali.
Semenjak keluar rumah, mataku hanya tertunduk menyusuri jalan ke sekolah. Tanpa kata.
Jarak sekolahku memang tak begitu jauh, maka dari itu, aku selalu berjalan menuju tempat yang kira-kira hanya seperempat km itu. 

Meski suasana hari ini seharusnya diisi dengan kebahagian layaknya teman-temanku yang sudah

Atap Penyatu

Kuhela napas sebelum kunaiki motor vixion hitamku yang selalu mengantarku ke sekolah tercinta. Pagi ini rasanya aku sangat berbunga-bunga. Kicau burung rasanya semakin indah saja. Padahal, ibuku sendiri memarahiku karena terlalu santai. Tapi tak apa, aku memang sedang bahagia pagi ini.
Aduh, rasanya ingin tertawa kalau hari ini aku harus bertemu dengan sahabatku, naila. Perempuan cantik tapi tomboy yang selalu membuatku tersenyum di pagi hari. Aku tidak bisa membayangkan reaksinya kalau tahu potongan rambutku ini. botak. Ups, tidak seutuhnya kepalaku botak, hanya dipangkas terlalu pendek saja, sampai kesannya botak. 

Hari ini aku sengaja tidak berangkat bersama si tomboy, karena aku yakin dia akan mentertawakan rambutku sebelum aku sampai sekolah. Naila memang sahabat terbaik bahkan terkadang aku tidak

Sinar Pelangi di Malam Hari

“pelangi…! Sudah waktunya kamu pergi, ini bukan tempatmu lagi.”

“saya mohon bu… ijinkan saya tinggal di sini untuk 3 malam ini saja bu…”

“maaf, tapi kontrakan ini sudah ada yang menyawa dan kamu sudah menunggak pembayaran selama 3 bulan !”

NOTIFFF!!!

Hai readers !!!
maaf ya, blog ini sudah ditinggal dalam waktu yang lumayan lama... *nyengir gaje*
oya, ada NOTIF baru ni untuk readers. maaf saya enggak bisa nerusin update fanfic itu di sini *plak* tapi tenang.... ceritanya tetep berlanjut kok... cuman saya enggak sempet update di sini ajah.. *deathglare readers*

kalo ada reader yang mau baca cerita selanjutnya dari 'naruto vs bleach', 'ichiruki' klik aja link nyah...
hoke??? ^^