Image Source google.com |
Gejolak Batin yang Tak terungkapkan
*Dimuat di majalah Teknokra edisi Desember 2015
Judul: Pecundang
Penulis: Maxim Gorky
Penerjemah: Ahmad Asnawi
Penerbit: Narasi-Pustaka Promethea
Jumlah Halaman: 406 halaman
Pecundang penuh dengan pergulatan batin Yevsey Klimkov yang setelah lulus sekolah, dikirim ke kota untuk menjalani hidupnya sendiri. Yevsey yang dibesarkan tanpa kepercayaan diri, mula-mula bekerja pada seorang revolusioner tua yang akhirnya dibunuh pembantunya, Rayissa Petrovna yang bekerja sama dengan seorang mata-mata Czar, Dorimedont. Kematian majikannya ini yang kemudian membawa Yevsey pada gejolak batin yang lebih kuat lagi.
Kematian, seperti datang dengan mudah dalam cerita yang
ditulis Gorky ini. Dorimedont kerap menyiksa Yevsey dan Rayissa mencekik pria
itu suatu malam. Yevsey kemudian dibawa ke kantor polisi. Kisah sesungguhnya
dimulai dari sini, ketika Yevsey dituntut menjadi lebih dewasa menghadapi
kenyataan pemberontakan masyarakat Russia sedangkan dirinya dinobatkan sebagai
mata-mata Czar yang harus mengamati mereka dan mempertaruhkan nyawanya dari
para pemberontak.
Yevsey yang dalam
hatinya membenci profesinya, dan mendukung para revolusioner, justeru tidak
bisa berbuat apa-apa. Yang dia lakukan malah membuat mereka ditangkap dan
diadili. Padahal dalam setiap tugasnya, Yevsey akhirnya berterus terang tentang
profesinya. Kepada si Pipa Tua, Yevsey banyak bercerita sebelum akhirnya secara
tidak sengaja ia melaporkan pria revolusioner itu. Di kehidupannya ke depan,
Yevsey tidak bisa melupakan kejadian itu meskipun ia tetap menjalani profesinya
sebagai mata-mata, sebab tak ada pilihan baginya kecuali diadili dan mati.
Pecundang, mungkin hal itu yang ingin Gorky katakan pada
para pembaca, mengenai sifat pemuda Yevsey dalam menghadapi masalah-masalanya.
Yevsey tidak pernah berani menyuarakan pendapatannya sendiri. Hingga ia bertemu
Yashka, sepupunya yang sudah tumbuh dewasa, di kota. Yashka tumbuh sebagai
seorang revolusioner muda yang kemudian mengenalkan Yevsey para Olga, wanita
cantik yang kemudian dicintai Yevsey. Sayangnya, pertemuan dua saudara ini
kemudian dibubarkan dengan ditangkapnya Yashka dan teman-temannya, termasuk
Olga. Yevsey, yang jatuh cinta pada gadis itu bahkan tak bisa berbuat apa-apa.
Ia hanya memberontak dalam hatinya tanpa pernah berusaha menyelamatkan mereka.
Meskipun pergolakan batin yevsey tidak berhenti. Ia tetap
meneruskan pekerjaannya sebagai mata-mata hingga ia ditugaskan memata-matai
seorang penulis. Dan pada akhirnya masyarakat menang terhadap pemerintah. Kaum
revolusioner dianggap menang dan berani menampakkan dirinya di depan publik.
Yevsey akhirnya menceritakan seluruh kisah hidupnya, bagaimana ia hidup di
desa, menjadi seorang mata-mata, dan bagaimana dengan perasaannya yang campur aduk
serta sifatnya yang penakut.
Kisah pecundang memiliki konflik batin yang mendalam dalam
diri Yevsey. Hal ini kemudian digambarkan begitu jelas oleh Gorky ketika
suasana politik menjadi semakin kacau. Sasha, mata-mata yang penuh ambisi
menghabisi kaum revolusioner, menyebabkan kekacauan yang lebih besar. Mata-mata
dibantai dan dibunuh di tempat umum. Hingga Zarubin dianiaya kaum revolusioner
di depan mata Yevsey, ia bertekad akan mengejar dan membunuh Sasha. Namun,
hingga akhir, Yevsey tetap tidak berani melakukan hal yang menurutnya benar dan
ia justeru mati di atas rel ketera api-bunuh diri.
Gorky tidak hanya berhasil menyajikan konflik yang runut
tetapi juga berhasil membawakan alur cerita yang santai namun menegangkan.
Hanya saja, latar belakang sejarah yang mungkin membuat novel ini kurang
diminati. Penyebutan nama tokoh yang tidak sama juga membingungkan pembaca.
Misalnya Yevsey yang kadang disebut Klimkov dalam deskripsi penulisnya. Kemudian
penuturan sifat pecundang dalam diri Yevsey pun terkesan bertele-tele meskipun
akhirnya karakterisasi Yevsey menjadi semakin kental.
Meskipun terjemahkan bahasanya kurang enak dibaca, dan
terdapat beberapa kesalahan ketik di beberapa halaman, kisah pecundang, dapat
menghadirkan gejolak batin tentang ketidak-beranian yang sangat menyebalkan dan
akhir cerita yang tak terduga.
*Ini versi No edit. Btw, saya lebih suka tulisan original saya. Soalnya yang hasil editan banyak motong tulisannya.
~R~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar