Rabu, 02 Mei 2012
The Last Mejiku
Bulan Sabit Malam Ini
Bulan sabit malam ini merenggut kesepian
Embun hatimu tentramkan diri, menyambutku dari kesepian nan
sunyi
Kebahagiaanku secemerlang bulan sabit malam ini
Rindu terobati bulan bintang menari
Lihatlah aku
Dalam seraian air suci,
Dalam pedih, perih air
garam,
Dalam pahit air candu,
Dalam hitam malam,
Dalam detik waktu
bergulir,di pinggir hati teriris sunyi.
Terbang dalam hayalan
semu,terbang dalam hayalan masa
Terbang!
Jauh…! Darimu…!
Darinya…! Juga dari sudut sepi
Yang Lalu dan Yang Berlalu
Ia sebutkan pedih masa lalu
Ia siramkan kembali garam jaman dahulu
Mungkin terasa sedikit manis
Atau mungkin terasa sangat asam
Tetapi bagiku, garam
itu sudah tak ada asinnya lagi
Sejenak Terhenti
Langkah ini sempat sejenak terhenti
Membiarkan debu-debu terbang mengotori wajah
Menutupi kecantikan dan tanpa ketulusan
Sedetik Selamanya
Kemarin, saat kudatang, kau hendak pergi
Dengan manis kau sambut aku
Kau urungkan niatmu
Kita berdua, dalam ramai
dunia kita
Kita berdua, berdiri dalam
rasa yang tak sama
Kita berdua di sana,
menikmati detik berharga
Sayang, itu tidak lama
Pergi Dariku
Angin dalam genggamanku ini
Mengalir keluar sudut demi sudut
Mendesis dan mendesah,mendorong
buku
jemariku…angin dalam genggaman
Penjara Derita
Ku tak tahu jaring laba-laba yang akan memenjarakanku
Bagaimana rasanya di sana…
Di saat ku tak bisa gerakan setiap sendiku
Ku tak tau bagaimaa sakitnya membisu
Terjerat dalam kenangan yang palsu
Tak mampu menjerit perlahan,
Adan akhrinya aku pasti mati dalam ingatan
Pengembara Waktu
Siang hari kumelangkah mencari seorang pahlawan
Malam hari, kuterus berjalan mencari tujuan
Sepertinya matahari pun bosan padaku
Cahayanya sudah enggan melukis bayanganku
Sepertinya bulan pun begitu
Cahaya yang enggan sinari derap kecil langkahku
Muka Belang
Beraninya kau lempar batu panas padaku
Kemarilah dating sesukamu
Lempari aku
Hujat aku
Semaumu
Langkah siapa ini ?
Langkah siapa ini ?
Menginjak telur masa depanku tanpa selera?
Kukira dia hina
Berani perangi si raja agung
Jeritan Tak Bernada
Bibir bawahku bergetar
Dadaku sesak,
Tanganku lema,
Jemariku tak kuat menggenggam
Dadaku terasa ditekan
Oatkku hanya mampu mengingat bayangan masa lalu
Wajahku bengkak
Mataku sembab
Dirimu (Karu)
Semaunya berawal dari suara
Terpejam batinku akan dirimu
Kau tak begitu indah
Tak begitu anggun bagiku,pancarkan wajah rupawan
Tapi kau istimewa di hatiku
Bayangan Usang
Hitam di balik wajahku itu,
Bukan siapa-siapa
Beginilah aku,
Langkah kakiku benar-benar menginjak bumi
Aku tidak melayang mengikuti bayangan
Aku menjejak wajah bumi dengan pasti
Aku punya jalanku
Bayangan Kerinduan
(Untuk Kak Redaktur Pelaksana 2012 LPM Teknokra Unila)
Wajahmu, tutur katamu…
Semuanya terekam baik dalam memoriku
Matamu, bibrimu…
Aku ingat bagaimana mereka menggertakku
Tubuhmu yang bergoyang menghampiriku,
Tawamu yang sering terdengar meledekku,
Telingamu yang diam-diam dengarkanku,
Semua masih ada dalam memoriku…
Batas Langkahku
Aku tak mampu melangkah lebih jauh lagi
Di sinilah, akhir perjalananku
Aku benar-benar tak mampu mengulur napasku lagi
Aku sesaaak…
Aku berada dalam tepi kegelapan
Bagiku
Bagiku,lampu putih lebih terang
Bagiku rumput hijau Nampak segar
Bagiku tak sulit menilai bintang terang
Bagiku tak mudah menerjang puluhan troll
Bagiku hidup ini hanya mimpi
Sok Galau
Mereka terbiasa mengenalku sebagai gadis sok manis yang ceria, cerewet, usil, dan banyak tingkah.
Tidakkah mereka tahu,
hatiku selalu menangis, meskipun aku tertawa?
Tidakkah mereka
berpikir, bahwa agadis rendahan sepertiku pub membutuhkan cinta?
2 Maret 2012
Senada Dalam Duka
Aku lembab di tengah kemarau panjang,
Aku menggigil di bawah
sinar matahari
Aku bagai sungai di
tengah gurun.
Hatiku bagai kutub
utara diriku
Dingin, penuh salju
lelehan
Merindukkan mentari
berputar di atas langit.
Lagi Galau
Dalam setiap desah kegalauan, aku tak tahu apa yang
kpikirkan.
Begitu banyak hal penting dalam benakku.
Begitu banyak hal tak penting yang mengganggu langkah
napasku
K semua orang tahu,
Dari sudut yang tak semua orang tahu,
Aku meintih pedih dalam sejuta rasa yang berbeda
Mawar Tak berduri
Aku aneh!
Aku berbeda!
Aku siapa?
Tak ada yang tahu dimana duri-duriku
Tak ada yang tahu ganasnya aku
Siapa yang tahu, isi hatiku?
Mawar Coklat
Aku tahu itu berbeda
Aku tahu, itu langka
Ini adalah kesempatan.
Ini adalah sebuah
keinginan
Mimpi untuk berjuang,
Mimpi untuk bertahan,
Mempertaruhkan
sekeping mawar coklat.
14 maret 2012
Ketika Kutinggalkannya
Tertusuk duri mawar
hitam pekat berdebu,
Tanpa cahaya, lidah
berkemas dengan bahasa
Raga yang landai
turunkan semangat,
Hilangkan gairah,
musnahkan hasrat.
Percuma
mengintegralkan semangat, kalau differensial selalu menang.
Kau Tak (…)
Kau tak pernah bisa
melihat warna biru mentari.
Kau tak kan pernah
merasakan rasa es teh hangat.
Kau tak bisa bayangkan
manisnya garam, dan asinnya gula.
Kau tak bisa melihat
hidungmu sendiri, matamu, bibirmu, bahkan wajahmu sendiri…
Kau tak mampu
menggunting gigimu,
Kau tak mampu sambung
kembali kukumu yang kaupotong,
Kau tak mampu ingat
aku…
14 Maret 2012
Hangatnya Es Krim
Aku menggigil saat hujan menyerbu bumi
Kulipat kedua lenganku
di depan dada
Kugigit sedikit, bibir
bawahku, dan meringis kedinginan.
Kehangatan itu,
datang…
Dalam dingin ia
tawarkan asap kehangatan
Dua Cinta Semu
Aku menggenggammu
sebagai air
Aku menggenggamnya
sebagi pasir
Kalian anggap aku
seperti bayang api
Aku hanya seperti asap
putus asa
Kalian adalah cinta
Kalian adalah bintang
paing terang di langit jawara
Ini sungguh percuma.
Waktu Kita
Kita tertawa, menangis, bercanda bersama
Tapi semuanya biasa
saja
Kenangan itu tak
nampak sangat indah
Tidak ada yang
istimewa…
Setiap hari tak pernah
berbeda.
Kenangan itu tidak
indah
27 februari 2012
The Death Note’s Love
Aku memohon pada malaikat penjaga hatiku agar menuliskan namamu dalam buku kematiannya…
Agar kau mati tanpa
tahu akulah pembunuhmu.
Aku ingin membunuhmu,
dengan tanpa bekas tanganku.
Kenapa kau tak lekas
mati?
Aku sudah menulis namamu
ribuuan kali.
Ternyata Bukan Aku
Kau pernah
mengangkatku tinggi dalam kepakan sayap bayangan
Mencapau batas
keinginan.
Kau pernah membawaku
larut dalam persahbatan,
Hingga akhirnya jarak
menghapuskan.
Kau bilang kau akan
lepaskan…
Kau bilang kau akan
hapuskan…
Kau benar-benar
melakukannya.
Tapi kau tahu, aku
bodoh.
Aku tak seharusnya
mengartikannya, karna ternyara aku salah menartikannya…
27 februari 2012
Langganan:
Postingan (Atom)