UA-64251474-1

Selasa, 20 Oktober 2015

Puisi: Cari saja aku!

Cari saja aku.
Tak apa, cari saja aku.
Kapan pun, cari saja aku.
Tak apa, tak mengapa
Selagi kau butuh saja pun tak apa.
Sebab aku menganggap diriku lilin
yang hadir ketika pemadaman listrik bergilir.
Tak apa, cari saja aku.



#‎Random‬
~R~

Mata Saya Merah dan Menguning


Warning: Berisi Curhatan

Semester ini saya jadi nomaden, yang tinggalnya berpindah-pindah. Maklum, mahasiswa yang harusnya udah hengkang dari kampus tapi masih betah nongkrong di organisasi, musti bisa bertahan hidup walau jatah dari Babe sudah berlalu. Hahaha

Jadi, karena nomaden, saya jadi jarang mengurus diri. Sehari-hari di sekret organisasi. Makan, tidur, tidur siang, ngerumpi, ngegaje, ngeblog, sampe nge-stalk orang pake komputer lembaga *upss*.

Jumat, 09 Oktober 2015

Sejarah Aku Jatuh Cinta Pada Amethyst

Sumber gambar-gambar: google
Kalian tau Amethyst? Itu lho, batuan yang warnanya ungu. Saya paling suka dengan warna ini. Warna ungu itu terlihat mewah, elegan, dan juga misterius. Dia tampak menyenangkan, menyedihkan, ah, sulit sekali untuk ditebak. Eits, mungkin maksudku Amethysnya ya, bukan ungu. Hehehe....

Biasanya saya suka posting tentang batuan di media sosial. Saya memang tertarik dengan batuan, apalagi saya mahasiswa Teknik Geofisika, yah... seenggaknya saya pernah kenalan, makan bareng, tidur bareng ama batuan *istilahnya ya... istilahnya. Muehehe. Tapi saya kadang dikira jualan batuan, lebih-lebih lagi dikira gila batu cincin. Sampai diPM-in ama orang yang jualan batu cincin. Huahaha
Tuh kan, dia itu misterius, mewah, dan elegan

Kamis, 08 Oktober 2015

Jangan tinggalkan Aku, Kak! #Zoi

"Kak, kalau aku pingsan gimana? Kakak jagain aku ya," Zoi kecil menatap harap kakaknya. Matanya berbinar, penuh permohonan. Sang kakak tersenyum, tulus, menenangkan kekhawatiran Zoi.

Istilahnya begitulah, Zoi ingin diperhatikan. Kehidupannya dangkal, sebatas kekhawatiran, dan kesenjangan emosional. Zoi menderita penyakit syaraf yang membuatnya terus merasa khawatir, mudah cemas, dan panik. Sekali dua kali, Zoi sempat pingsan, padahal cuma diajak bermain game komputer oleh kakaknya.

"Ceritakan padaku, Zoi. Apa yang kautakutkan?" tanya Kakaknya, sambil bersimpuh, menyejajarkan tinggi tubuhnya.

Zoi tak menjawab, ditanya begitu, Zoi justeru gelisah. Digenggamnya tangan Zoi. Sambil dielus lembut punggung tangannya.

"Aku takut Kakak meninggalkanku," jawab gadis cilik itu. Matanya berkaca-kaca, menahan rasa gelisah yang teramat membuncah di sekujur syarafnya. "lagi..." lanjutnya. Entah kenangan apa yang diingatnya, bahkan kakaknya pun tak pernah meninggalkan Zoi. Tidak pernah meninggalkannya untuk pergi jauh. Tapi Zoi begitu cemas, takut ditinggalkan.

"Aku di sini, Zoi. Jangan takut. Jangan cemas. Lihat," katanya, menunjuk kerumuman rumput yang bergoyang diterpa angin. "mereka tidak pernah takut diterpa angin. Mereka tidak pernah takut menjadi kering dan mati. Mereka tidak sendiri. Mereka akan saling menemani. Kamu, kakak, dan mereka," kakak menunjuk ke sekumpulan anak TK yang tengah bermain, "akan menemanimu. Jadi jangan takut..."

"Kakak, jagain aku ya," Zoi hanya mengatakan itu lantas pergi menjauh dalam kabut putih yang membangunkan Kakaknya dari mimpi tentang dirinya. Sambil melambai diterpa bunga-bungan wangi dan tanah basah yang ditangisi.

#Random

Sengkuni!

Aku adalah lelaki bisu yang pandai bicara
Kuterangkan pada semua
milik dunia cerita segala penat terasa

Aaku lelaki buta yang pandai menilai warna
Jerami diiris bumbui pematang akar berpendar

Aku lelaki tua berhati muda
Sedikit munafik, jelajahi dunia dikuasai raja
Semena-mena seperti si buta ahli warna
atau si bisu ahli kata-kata.
Seperti diriku, sebelum tutup usia.

Dilema Kebutuhan Minyak, Eksplorasi, dan Lingkungan

Tulisan ini saya publikasikan pertama kali di facebook pribadi saya beberapa waktu yang lalu ketika ada Hashtag #Shellno. Shell merupakan perusahaan asing yang sedang melakukan eksplorasi di dataran Artic. Dan shell akhirnya meninggalkan lokasi eksplorasi setelah gagal menemukan cadangan minyak baru. 
Sebenarnya saya sendiri dilema kalau soal pengeboran minyak dan penyelamatan lingkungan. Saya juga berharap lingkungan tetap terjaga, hijau, dan kaya sumber daya, tapi coba deh aktivis2 lingkungan, kendaraan kalian apa? Bahan bakarnya apa? Kalau gak mau ada eksplorasi minyak ke daerah2 macam ini, JANGAN PAKAI MINYAK! Karna selama minyak masih dipakai, eksplorasi gak akan berhenti. 
Ingat, cadangan minyak dunia akan habis 10 tahun lagi (dengan catatan kalau kita tidak terus eksplorasi). Dan karna minyak masih dibutuhkan, peneliti tidak akan berhenti eksplorasi. Sekarang untuk Geologist, Geophysicist dan Reservoar yang mau eksplorasi, sembari eksplorasi, juga mencari alternativ cara yang ramah lingkungan (atau beralih saja ke energi ramah lingkungan! *ting*). Jadi, kalau masih pakai minyak (apalagi kendaraan pribadi) jangan banyak protes ya, kalo lagi dicariin minyaknya.... ^_<
#CMIIW

Setuju dengan TPP Guru Akan Dihapus

Source: screenshoot facebook
Setuju! Terlepas dari UU yang mengatur atau janji2 presiden waktu kampanye, tapi saya setuju dengan program begini. Jadi jangan main minta gaji minta kesejahteraan dulu. Tapi kinerja dulu, baru gaji bagus. Jangan kayak DPR yang katanya, "untuk meningkatkan kinerja, anggota Dewan sebaiknya diberi penghasilan yang bagus pula. 'kalau mau kerja bagus, sarana dan prasarana harus diperhatikan,' Dimyati" (Tempo 21-27 September 2015). (tambahan: sarana dan prasarana ini maksudnya tunjangan, karna mereka minta adanya kenaikan tunjangan. Gila dong, masa tunjangan DPR sampe 696,9 Milyar. Padahal mahasiswa mau berkreativitas aja cari sponsor susah pak *eh dia malah curhat*

Dear Pals, Bila (Percayalah, Aku Selalu Menjaga Perasaanmu)

Bila aku terlalu jauh melangkahi pekaranganmu, usir aku.
Bila aku terlalu jauh dari dirimu, panggil aku.
Bila aku sulit mendengar, jewer telingaku.
Bila aku tak kunjung bersua, bisikkan padaku pengertianmu.
Bila aku terlanjur jatuh, tarik aku, bangunkan aku, atau ya sudah, biarkan saja aku.
Bila aku menyakitimu, percayalah, aku selalu menjaga perasaanmu.
Bila aku terlalu banyak bicara, katakan padaku aku mengganggu.
Bila dirimu membutuhkanku,
Di sini, aku menunggu dirimu memanggilku.

Dolar di Bawah 14ribu, Jangan Berhenti Menuntut!

Source: Kata data facebook.
Pelan-pelan ya...
Ada sesuatu yang saya pahami selama beberapa tahun ini. Tentang pembagian peran. Ada kalanya kita memang harus berperan sebagai penuntut, dan suatu hari kita akan menjadi yang dituntut. Kalau peran kita ini sebagai penuntut ya menuntutlah, karna kalau tidak ada penuntut tidak akan pernah ada yang tertuntut. hahaha

Nah, beda lagi kalau kita berada di posisi yang harus dituntut. Kalau begini, ya, dengarkan. Karna itu aspirasi mereka. Kadang memang si penuntut ini tidak mau tau apa-apa yang penting keadaan jadi seperti yang diinginkannya. Sedangkan yang dituntut udah banting tulang, kerja keras, tapi hasilnya masih sama saja. Dongkol rasanya, mereka nggak mau mengerti. Tapi tetap saja, penuntut, jangan berhenti menuntut. Kalau kita (penuntut) mulai memahami, pura-puralah tidak paham. Sebab, perubahan ada karena dituntut untuk berubah. Kita bergegas sebab ada yang mengawasi.

Dan kita sudah berbagi peran. Aku yang dituntut dan Kamu yang menuntut. Suatu hari ketika kamu berada di posisi dituntut, tolong pahami. Dan teruslah menuntut sampai menjadi seperti tuntutan. Dan tuntutan tidak pernah berakhir, itu semacam kebutuhan.

Jumat, 02 Oktober 2015

Aku Dibungkam Ketidak-berdayaan

Panjat tebing Margodadi 5, Pesawaran.


Aku menyerah. Akhirnya aku akan menyerahkan segala harapanku pada keputusan. Keputus(asa)an. Sebab rasanya tak lagi diberi kesempatan. Sungguh, dosa apa aku untuk berdiri sendiri terkungkung rasa sepi.

#Random

Inktober 2: Menanti Nanowrimo 2015

Walaupun saya cuma iseng-iseng ikutan #Inktober tahun ini, tapi kalo bisa konsisten, saya lanjutkan ke NanoWrimo. Belajar konsisten dulu soalnya yang tahun-tahun sebelumnya gak pernah rampung. Hahaha
#Inktober 2nd

Onigiri #Inktober

Akhir-akhir ini suka makan onigiri tuna. Kecil, tapi ternyata bikin kenyang. #Inktober pertama. Semoga bisa konsisten sampai 31 Oktober.
#Inktober 1st

Kamis, 01 Oktober 2015

Ketika kamu sudah dilarang bingung

Kemarin saya membahas tentang persimpangan, persimpangan keputusan antara benar, dianggap benar, dan memang benar. Nah, sekarang kamu berada di posisi tidak terpojokkan, tapi kamu memojokkan diri. Ketika kamu sudah dilarang bingung. KETIKA KAMU SUDAH DILARANG BINGUNG. *repeated*

Kalau begitu kan jadinya harus pura-pura tegar. Belum lagi kalau kita harus membuat orang menjadi tegar. Haha, saya menertawakan entah apa yang bisa ditertawakan di otak saya. Kamu benar-benar munafik, dengan sikap yang mengajak, menyemangati, mendengarkan, menasehati sedangkan dirimu sendiri butuh dinasehati, butuh didengarkan, butuh pengertian.

Kalau dulu kamu dengan lebay, alay menistakan diri di media sosial, dan sekarang seakan-akan ada undang-undang yang melarangnya, itu suatu pemaksaan yang baik, mendukung keinginanmu sendiri. Kembali pada kalimat-kalimat nista yang kamu rancang untuk sedikit menyamarkan maksudmu. Menasehati diri sendiri lewat lakon yang kamu buat sendiri.

Tapi ketika lakonmu tidak bisa memberimu ketenangan yang diharapkan, menciptakan situasi yang membuatmu menjadi super introvert padahal kamu bukan introvert. Menyedihkan memang, tapi kalau aku kebingungan, aku harus pergi ke mana, Kakak? Aku memang bukan introvert yang terlalu banyak memendam perasaan.

#random