UA-64251474-1

Sabtu, 13 September 2014

Mental 0, Jangan Masuk Teknik!

"Yang tidak punya mental, jangan masuk teknik sipil!"

Foto diambil di samping Teknik Sipil Universitas Lampung (13/09).
Over all, kalimat itu mungkin berlaku untuk semua jurusan di Fakultas Teknik. Bukan bermaksud membela, menutupi, atau bahkan menghalangi terciptanya lingkungan yang damai (ciaelah) tapi baru kemarin saya dapat info, yah... mungkin semacam motivasi dari senoir ulung yang menghabiskan waktu 13 semester, setia di jurusan tercinta.


Si kakak (senior) bercerita tentang pengalamannya selama di lapangan. Eiiitsss, walaupun sudah semester 13, si kakak sudah berpetualang kemana-mana lho, justru sudah ditawarin pekerjaan dimana-mana. Sesuai jurusannya tentunya. Balik lagi, Beliau bercerita tentang bagaimana mahasiswa teknik hidup di lapangan yang keras, dengan sengatan matahari (ini belum apa-apa), dengan jurang yang terjal, apa lagi ya... em... yang membuat seisi ruangan ber-WAW waktu itu adalah kalimat "balap lari ama macan." Yah, mungkin ini terkhususkan dan teruntuk mahasiswa teknik geofisika yang hidup di rimba belantara.

Itulah fungsinya. Kenapa ketika Ospek, biasanya pasti dimarah-marah, di-push up (sebenernya ini standar lho...), itu supaya mahasiswa teknik bermental, kuat, dan yah... terbiasa dengan punishment. Kalau cuma disuruh push up saja sudah ini-itu alasannya, lalai dengan tugas, ngelunjak dengan senior, ya nanti kalau kerja mau bagaimana? Bekerja geofisika itu, butuh ketelitian. Ini saya kutip dengan kalimat yang nggak mirip dengan milik senior, "kalau kerja nanti, kita ketiduran sedikit, (ah apa, lupa nama alatnya) bakal meledak. Gagal deh itu projek. Kalau udah begitu, dipecat."

Yah, ini memang sebatas pendapat pribadi. Dan secara pribadi pula saya tidak setuju ketika Ospek tersebut justru diisi dengan kekerasan. Kekerasan yang saya maksud bukan push up, jalan jongkok, dan sebagainya ya... Kekerasan yang saya maksud lebih pada kekerasan fisik, pemukulan yang nggak manusiawi, misalnya pake kayu, (kalau cuma pake botol mah, nggak berasa juga keles), ditonjok, dipukuli, dsb.

Namun demikian, saya juga nggak setuju ketika Makrab (malam keakraban) ditiadakan. Selama saya menjadi mahasiswa Teknik geofisika, dan berteman dengan teman-teman teknik lainnya, tidak pernah saya menemukan adanya kekerasan fisik. Yah, mungkin penindasan secara emosional terjadi, dan tentu bikin jengkel. Tapi, toh, ketika malam semua suasananya cair. Tidak ada marah-marah, semuanya berbaur, dan itu yang membuat kami merasa dekat satu dengan yang lain. 

Saya tidak sampai membayangkan kalau nantinya makrab ditiadakan. Yang saya pikirkan, bagaimana si adik-adik ini bisa saling mengenal, saling peduli, saling membela. Team Work. Itu yang saya dapatkan ketika jadi mahasiswa baru dan mengikuti Ospek.

Wah, saya tidak bermaksud membela. Tapi toh, saya anak teknik. Ini disebut berbagi. Hahahaha

Selamat Berbagi. 
Tetap Berpikir Merdeka!


2 komentar:

  1. Memangnya push-up2an itu agenda resmi dari fakultas ya?

    BalasHapus
  2. Bukanlah...
    Tapi dulu aku pernah wawancara rektor, beliau mengijinkan push up2 itu, sebagai hukuman kalau telat dateng, lalalalala
    Tapi beliau gk mengijinkan kekerasan fisik. Aku lupa gimana beliau ngmongnya. Liat aja di youtube: propti mahasiswa baru unila 2012

    BalasHapus