UA-64251474-1

Selasa, 10 Maret 2015

Ketika Aku Merasa Jauh Darimu

Image Source link
Kalau sedang luang waktuku, kadang takdir semut yang berjalan di teras pun terpikir olehku. Tak jarang juga hanya memikirkan tanah di halaman depan. Berpikir kapan ia akan ditumbuhi rerumputan. Lantas menyejukkan dan terkadang merepotkan. Iya, merepotkan. Kalau mereka tumbuh terlalu besar, pasti merepotkan.

Kemudian aku bertemu dengan suatu masa yang membuatku berpikir tentang tanah penuh kehidupan. "Kehidupan" maksudku. Sebuah kisah yang pernah sampai padaku, tentang tanah "kehidupan" yang menjadi sebuah pertanggungjawaban. Kadang menyejukkan, tapi lebih sering mengerikan.

Rumah. Apakah aku akan punya rumah di tanah "kehidupan"? Akankah aku jadi "aku" yang "kaya" atau "aku" yang "fakir"? Dengan siapa aku akan tinggal. Bersama "mereke"kah, yang kutarik dalam lubang lumpur, atau dengan "mereka" yang menarikku lebih dekat dengan "kehidupan"?

Lantas semua itu menerbangkan bola pikiranku pada fakta ketika aku merasa jauh darinya. Dari hal-hal yang mengingatkanku pada tanah "kehidupan", karena faktanya, aku hanya memikirkannya kalau sedang luang waktuku.

`~R~

2 komentar:

  1. found this blog when randomly blogwalking :)

    atau pada kehidupan kupu2 yang kata orang cuma sehari?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Thanks for visiting my blog, Ninda...
      Kehidupan kupu-kupu? Kayaknya menarik... :)

      Hapus