Bagaimana aku datang,
pada mata teduh bak pematang
di terang bulan yang benderang?
Bagaimana aku datang,
di hari jiwaku berselayang pandang?
Sungguh, bukan aku yang meradang.
Duhai aku, dan hatiku...
Bagaimana bisa rasa aku bagai sembilu?
membaur berdebur apa daya bisaku.
Memandang peluh wajah yang mengharu,
AKU TAKUT MEMBENCIMU!
Oh jika, dan hanya jika...!
Aku datang dengan perasaan berbeda.
Tidak lagi suka,
atau riang, apalagi gembira.
Bagaimana jika...
Aku merindukan dirimu yang lama?
Sempatkah sempat, duhai pujangga?
Membalikkan ribuan rasa yang merintik
membalikkan luka dari bara berkeluarga
Bagaimana jika nanti aku ditelisik,
memiliki rindu yang membuatku membencimu?
3 Juli 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar